Sedap Sekejap Edisi 2/II-Februari 2001

, , No Comments
Mengenal Makanan Khas Imlek ala Indonesia

Mengandung Perlambangan Kemakmuran, Panjang Umur, dan Kebahagiaan

Seminggu yang lalu, tepatnya 24 Januari, masyarakat Cina di seluruh dunia merayakan Tahun Baru Imlek. Tentu seperti perayaan hari besar kita, mereka pun menyiapkan sejumlah masakan untuk menyambut datangnya tahun yang baru. Bedanya dengan kita, sajian masakan kita lebih ke arah tradisi atau masakan-masakan yang kita sukai. Masakan mereka penuh perlambang dan harapan. Mengenai makanan khas imlek ini dibahas secara khusus dalam seminar tentang Chinese Style yang salah satunya mengupas topik
Makanan Khas Imlek Tiongkok dan khas Tionghoa ala Indonesia.

 
Meski diperkirakan sudah masuk ke Indonesia sejak tahun 1800-an, tetapi masyarakat keturunan Cina di sini masih saja merayakan Tahun Baru mereka yang oleh kita dikenal sebagai Tahun Baru Imlek. Menjelang perayaan Imlek, 24 Januari 2001 lalu, Indonesian Interior and Architectural Space Resiyrce Center menggelar Chinese Style, di gedung Jakarta Design Center, 22 - 27 Januari 2001. Di antara acara-acara yang digelar terselip seminar Makanan Khas Imlek Tiongkok dan Khas Tionghoa ala Indonesia yang dibawakan antara lain oleh Hiang Marahimin.

"Aslinya Imlek adalah perayaan yang dilakukan oleh para petani di Cina bertepatan dengan pergantian penanggalan bulan. Biasanya dilaksanakan pada tanggal 1 di bulan pertama diawal tahun baru penanggalan bulan. Perayaan Imlek atau Sin Tjia di Cina berkaitan juga dengan pesta para petani menyambut musim semi," papar Hiang dalam seminar itu.

Tetapi, sambungnya, perayaan Imlek di Indonesia tentu sudah bukan lagi milik kaum agraris, melainkan seluruh masyarakat keturunan Cina. "Upacara dimulai sejak tanggal 30 bulan ke-12, dan berakhir pada tanggal 15 bulan 1. Acaranya meliputi sembahyang Imlek, sembahyang Tuhan Allah, dan dilanjutkan perayaan Cap Go Meh."

SESUAI PERSAMAAN BUNYI

Karena perayaan Imlek berasal dari kebudayaan para petani, segala sesuatu bentuk persembahan berupa berbagai jenis makanan. "Nah, tradisi makanan Imlek tiap suku-suku di Cina pasti berbeda. Begitu pula dengan masyarakat Cina di Indonesia. Misalnya, suku Hokkian yang tinggal di Jawa Tengah pasti berbeda dengan yang tinggal di Surabaya, Jakarta, atau Palembang," kata Hiang sambil menegaskan bahwa titik berat penelitiannya terletak pada masyarakat Hokkian yang tinggal di Semarang dan sekitarnya.

Idealnya setiap acara sembahyang Imlek disajikan minimal 12 macam masakan dan 12 macam kue yang mewakili lambang-lambang shio yang berjumlah 12. Sembahyang imlek biasanya dilaksanakan 1 minggu menjelang Imlek. Tujuan sembahyang sendiri selain wujud syukur dan doa harapan agar di tahun depan beroleh rezeki lebih baik dari tahun lalu, juga untuk menjamu leluhur, serta alat silaturahmi dengan kerabat dan tetangga.

Di Cina sendiri hidangan yang wajib adalah mi panjang umur (siu mi) dan arak. Sementara di Indonesia hidangan yang tersedia biasanya dipilih yang namanya punya bunyi yang sama dengan kata "kemakmuran", "panjang umur, "keselamatan", atau "kebahagiaan", plus makanan favorit leluhur. Misalnya, fucai (rumput laut serupa rambut berwarna hitam untuk campuran adonan bakso, Red.) yang setara dengan bunyi fa cai yang artinya makmur.

Begitu pula dengan kue-kue yang relatif lebih banyak rasa manisnya. Dari situ timbul harapan agar kehidupan di tahun mendatang menjadi lebih manis. Kue lapis atau lapis legit juga disediakan. Konon
kehadiran kue itu sebagai perlambang datangnya rezeki yang berlapis-lapis.

Kue mangkok termasuk kue yang tidak pernah dilupakan kala sembahyangan menyambut datangnya Tahun Baru Imlek. Demikian juga kue keranjang. Biasanya kue keranjang disusun ke atas dengan kue moho atau kue mangkok berwarna merah di bagian atasnya. Harapan yang terkandung di situ adalah kehidupan manis yang kian menanjak dan mekar seperti kue mangkok.

Meski hidangan favorit leluhur selalu disediakan di meja sembahyang, tetapi ada juga hidangan yang dihindari sekalipun disukai. Bubur, misalnya. Hidangan ini melambangkan kemiskinan, hingga tidak boleh hadir dalam hidangan sembahyang maupun suguhan Tahun Baru.

Kedua belas hidangan itu (lihat boks) kemudian diatur di meja sembahyang yang bagian sisi depannya sudah digantungkan kain khusus. Kain ini umumnya bergambar naga berwarna merah. Pemilik rumah akan berdoa memanggil para leluhurnya untuk menyantap sajian yang disuguhkan.

Beberapa saat kemudian ia akan melempar dua mata uang untuk mengecek apakah mereka "yang diundang" sudah datang. Bila sisi uang yang menghadap pada kita sudah bersebalikan, artinya "yang diundang" sudah hadir.

Seperti pada awalnya, seusai sembahyang pun pemilik rumah melempar mata uang untuk melihat apakah "yang diundang" sudah puas dan siap pergi sehabis makan. Bila sisi koin bersebalikan, uang dari kertas pun segera dibakar bersama kuacai (pucuk daun sawi yang direndam dalam air panas). Selesailah acara sembahyangan itu. Makanan yang tersaji di meja tadi biasanya dibagikan kepada kerabat dan handai taulan.

PIKIRAN JERNIH

Di malam Tahun Baru acara bersantap pun dilakukan lagi. Biasanya dilakukan di rumah atau restoran. Selesai makan malam, dilanjutkan dengan bergadang semalam suntuk sambil membuka pintu rumah lebar-lebar agar rezeki bisa masuk leluasa ke dalam rumah. Sambil bergadang disediakan cemilan khas Imlek berupa kuaci, kacang, dan permen.

Pada Imlek, sajiannya berbeda lagi. Yang tak pernah dilupakan adalah lapis legit, kue nastar, kue semprit mawar, serta manisan kolang-kaling. Agar pikiran menjadi jernih tak lupa disertakan agar-agar yang dicetak bintang, simbol kehidupan yang terang.

Perayaan Imlek tidak berakhir sampai di situ. Tujuh hari setelah Imlek, dirayakan sembahyang Tuhan Allah. Acara ini merupakan sujud pada Tuhan Sang Pencipta dan meminta kehidupan yang lebih baik di tahun yang baru dimasuki ini. Untuk menyempurnakan upacara ini, sehari sebelumnya diwajibkan puasa mutih. Sajian yang diletakkan di atas meja tinggi ini berupa makanan vegetarian saja, tetapi Kue Ku, Kue Keranjang, dan buah-buahan tetap dihadirkan.

Penutup rangkaian perayaan Imlek jatuh 15 hari kemudian disebut perayaan Cap Go Meh. Di Semarang masyarakat keturunan Cina menyambutnya dengan menyuguhkan lontong Capgomeh yakni terdiri dari lontong, opor ayam, lodeh terong, telur pindang, sate abing, dan sambel docang. Menu ini tak sama di semua tempat, walaupun sama-sama masih mempergunakan lontong, tetapi sayurnya berbeda. Di Jakarta untuk perayaan Cap Go Meh, teman lontongnya adalah Sayur Godog, Telur Pindang, dan Bubuk Kedelai. sdp@Rika Eridani, foto-foto: Rika


 
Contoh menu meja sajian Sembahyang Imlek:

   1. Ca Rebung Iris Kasar (di dalamnya kadang disertakan juhi, haisom, abalone dan taoco)
   2. Ca Rebung Iris Halus (bersama kepiting, udang, atau hisit)
   3. Daging masak kecap (biasanya digunakan daging babi)
   4. Sosis daging masak kecap
   5. Masakan dari kaki
   6. Masakan dari paru
   7. Masakan dari lambung
   8. Sate daging
   9. Ayam O (dimasak bersama taoco dan facai)
  10. Opor Ayam
  11. Sambel Goreng (ampla, hati ayam, dan petai)
  12. Mi Goreng

Kue-kue wajib di meja sajian:
1. Kue Keranjang (disusun 3, 4, atau 5 buah dihias dengan kertas minyak warna merah)
2. Kue Moho (bisa diganti dengan Kue Mangkok, biasanya dicari yang berwarna merah jambu atau merah). salah satunya diletakkan di atas susunan kue keranjang.
3. Kue Ku warna merah
4. Kue Lapis
5. Wajik (warna merah atau cokelat gula merah)
6. Kue Nagasari
7. Kue Bugis
8. Kue Lemper (dibungkus seperti burung)
9. Madu Mongso
10. Bongko Cunduk, Bongko Meniran, atau Bongko Kopyor
11. Coro Bikang
12. Ketan Tetal (ketan warna biru disajikan dengan sambal ebi)


Manisan wajib:
1. Tangkue
2. Angco (kurma merah, bisa diganti dengan manisan ceremai warna merah. Biasanya manisan ini disajikan dalam piring-piring kecil atau ditusuk-tusuk seperti sate. Ditata di atas    meja khusus bernama cenap. Biasanya tiap tusuk mewakili satu leluhur.)


Buah-buahan wajib:
1. Pisang Raja atau Pisang Mas 1 sisir
2. Tebu
3. Srikaya
4. Jeruk Bali, sebagai lambang persatuan (masih lengkap dengan tangkai dan daunnya)
5. Delima merah
6. Nanas
7. Lengkeng
8. Jeruk Lokam
9. Belimbing
Biasanya buah-buahan ini dihiasi atau dibungkus dengan kertas minyak warna merah.
 

 

 


0 comments: