Sedap Sekejap Edisi 6/I-Mei 2000

, , No Comments
Mencari Jajanan di Surabaya
Bukan cuma rujak cingur, yang Lainpun wajib dicicipi



Mampir di Surabaya, tidak boleh lupa makan rujak cingur, kata orang. Tetapi buat Sedap Sekejap cuma makan rujak cingur saja pun, rugi besar. Karena hampir semua penganan Surabaya lezat dan nikmat rasanya. Hingga bikin kita ketagihan. Yang enak pula segala jenis makanan khas mereka mudah didapat dan harganya pun relatif terjangkau.

 

RUJAK CINGUR

Begitu tiba di Surabaya, pertama kali rujak cingurlah yang harus kita cari. Banyak sekali warung yang menyediakan kudapan berbumbu petis ini. Dari food court di berbagai mal, pasar tradisional, sampai penjaja keliling.

Rujak cingur, mirip dengan gado-gado. Hanya saja, selain sayuran, digunakan juga aneka buah yang biasa dirujak, dan beberapa potong cingur. Di dalamnya juga bisa kita temukan bendoyo atau krai (sejenis ketimun rebus). Tetapi yang paling membedakan tentu saja petisnya. Bumbu kacangnya dicampur dengan petis udang hingga warnanya menjadi hitam. Warna dan baunya yang menyengat sering membuat kudapan ini kurang bisa diterima sebagian masyarakat lain. Tetapi begitu menyukainya, langsung "mabuk kepayang" dan ketagihan.

Salah satu penjual rujak cingur yang terkenal di Surabaya terletak Jl. Veteran. Harganya relatif mahal yakni Rp. 10 ribu per porsinya. Sementara di Pasar Blauran maupun Pasar Genteng berkisar antara Rp. 2.000 - Rp. 3.000. Namun, toh, pembelinya segudang. "Soalnya, rujak cingurnya tahan lama. Jadi bisa kita bawa untuk oleh-oleh ke luar kota," kata seorang pembeli yang bersama-sama Sedap Sekejap menunggu datangnya pesanan.

LONTONG BALAP

Seperti rujak cingur, lontong balap pun termasuk hidangan yang banyak dicari orang. Bentuknya seperti sup. Di dalamnya terdapat beberapa potong lontong, lentho (perkedel dari singkong dan kacang tanah yang digoreng), tahu goreng kering, dan taoge. Lalu disiram dengan kuah. Kita bisa memakannya bersama sate kerang dan sambal cabe rawit.

Lontong balap ini juga mudah sekali ditemui. Hanya yang paling ramai dikunjungi adalah warung lontong balap milik Cak To di Jl. Raya Gubeng. Walau warungnya nonpermanen dan berada di pinggir jalan yang ramai, tapi tiap hari warung lontong balap Cak To ini mampu menghabiskan 4 kg taoge dan 15 kg beras untuk lontong. Tentu masih banyak lontong balap lainnya, baik yang mangkal maupun yang dijual secara berkeliling. Rata-rata harganya berkisar antara Rp. 2000 - Rp. 3000.

LONTONG KUPANG

Kalau menuju arah pelabuhan udara Juanda ke arah kota Sidoharjo, di sisi kanan jalan kita akan menemukan sejumlah kios yang khusus menyajikan lontong kupang saja. Karena Surabaya dekat dengan laut, tidak mengherankan kalau banyak sajian makanan laut. Salah satunya, ya, lontong kupang.

Kupang sendiri merupakan sejenis remis laut yang bentuknya kecil-kecil. Hanya seukuran 3-4 mili saja. Kupang kemudian ditumis bawang putih dan daun bawang. Biasanya dimakan dengan potongan lontong yang disiram kupang dan kuahnya. Untuk menghilangkan bau amisnya, biasanya dikucuri air perasan jeruk nipis. Bagi yang menyukai rasa pedas, kita bisa menyantapnya dengan menambahkan sambal cabai rawit.

SOTO

Surabaya juga terkenal dengan sotonya. Seperti makanan khas Surabaya lainnya, soto mudah sekali ditemui di pelosok kota. Salah satu yang terkenal di Surabaya adalah Soto Pak Sadi, letaknya di Jl. Ambengan. Di sini soto yang disajikan adalah soto ayam dengan soun, dan potongan telur ayam rebus.

Bersama soto, kita juga bisa memilih hidangan lain yang cocok, di antaranya sate yang dibuat dari potongan kulit ayam, jeroan, telur muda, atau brutu. Tentunya tidak lupa disertai taburan kerupuk udang yang sudah dihaluskan.

Bagaimana dengan soto sapi. Nah, soto seperti ini bisa kita cari di Gubeng, antara jl. Kusuma Bangsa dan Jl. Ketabang Kali. Seperti soto di Jl. Ambengan yang kemudian dikenal sebagai soto Ambengan, soto daging yang ini pun populer dengan nama soto Gubeng. Biasanya soto daging begini bisa disantap bersama lontong atau nasi.

Masih seputar soto daging, kalau kebetulan habis jalan-jalan dan memborong oleh-oleh di Pasar Genteng, Anda juga bisa mampir di Soto Cak Riban. Nah, soto yang ini berupa soto Madura. Tak sulit mencari kedainya. Dari jauh pun papan nama sudah terlihat jelas.

ES DEGAN

Es Degan termasuk minuman yang laris di Surabaya. Maklumlah udaranya cukup panas. Bisa Anda bayangkan, kan, berjalan-jalan di terik matahari lalu menyeruput segelas es degan yang segar,wah, haus kita langsung hilang.

Es degan tidak beda dengan es kelapa muda pada umumnya. Yang agak membedakan adalah air kelapanya yang segar. Kalau Anda beruntung mendapat kelapa yang muda, tentu rasanya manis sekali mengalahkan sirupnya.

Banyak sekali kedai es degan. Bahkan di restoran-restoran atau di kedai-kedai soto, es degan termasuk minuman yang selalu kita temukan. Tetapi Sedap Sekejap yang kebetulan beberapa kali sudah mengunjungi Surabaya selalu dibujuk untuk mencicipi es degan di Bursa Kupang yang letaknya di sisi kanan jalan menuju bandara Juanda. Rasanya memang segar karena air kelapanya betul-betul utuh digunakan.

ES SINOM

Minuman ini sebenarnya semacam jamu. Karena rasanya mirip dengan jamu kunyit asam. Bedanya es sinom bisa diminum siapa saja karena khasiatnya untuk mereda panas dalam. Sinom adalah daun pohon asam yang masih muda. Kemudian digiling bersama kunyit, buah asam dan gula jawa. Campuran tersebut lantas diperas. Enak kalau disajikan dalam keadaan dingin atau dengan es.

Es sinom bisa ditemukan dibeberapa tempat, terutama di pasar tradisional seperti Pasar Genteng. Biasanya campuran tadi ditaruh dalam botol-botol yang ditata di atas meja. Meski penggemarnya tidak sebanyak es degan, namun minuman ini pun bukan berarti kekurangan penggemar, lo. "Kalau sudah minum es sinom bukan cuma hausnya hilang, badan pun jadi segar," kata seorang ibu yang mengaku membeli es sinom hampir setiap hari.

PECEL

Buat orang Surabaya, pecel yang paling nikmat adalah pecel semanggi. Dari namanya saja kita bisa menebak bahwa di dalamnya terdapat rebusan daun semanggi. Daun yang hidup di pinggir sungai ini direbus atau dikukus, dan disajikan bersama rebusan taoge.

Sausnya agak berbeda dengan saus pecel pada umumnya. Saus pecel semanggi bukan cuma terdiri dari kacang tanah plus bumbu-bumbunya, tetapi juga lumatan kacang singkong yang direbus. Hingga sausnya betul-betul kental. Dan sebagai bumbu penyedap, dibubuhi petis udang.

Rasanya? Jelas sedap, apalagi kalau piringnya beralas daun pisang atau mempergunakan pincuk. Biasanya orang menyantapnya bukan dengan sendok, tetapi dengan kerupuk puli yang dijadikan sendok. Kerupuk puli adalah kerupuk yang terbuat dari tepung singkong.

Pecel semanggi mudah sekali diperoleh pagi hari. Banyak ibu-ibu berkeling menjajakan pecel semanggi sejak pagi hari sampai sekitar pukul 1 siang. Tetapi kalau kebetulan kurang beruntung mendapatkannya, masih ada pecel semanggi yang berjualan sampai malam yakni di Supermarket Sinar, Jl. Bintoro dan Pujasera di Jl. Diponegoro.

Sedangkan pecel lain yang harus dicoba adalah Pecel Pasar Keputran. Jam bukanya dari pukul setengah sembilan malam sampai dini hari. Penggemarnya tidak terbatas usia, dan selalu antre! Yang disajikan adalah nasi pecel plus bakmi goreng, sedikit telur orak arik dan taburan bacem empal daging sapi. Wah, sedap!

JAJAN PASAR

Setiap sore menjelang malam, di sekitar Jl. Pandegiling selalu ada pasar kaget. Selain menjual pakaian dan sepatu, pasar tersebut diramaikan pula dengan berbagai sajian makanan khas Surabaya.

Di situ bisa kita temukan kue-kue yang diberi parutan kelapa atau dimakan bersama juruh (gula kelapa yang dicairkan) seperti klepon, lupis, putu, dan klepon. Khusus untuk klepon, penyajiannya agak berbeda. Klepon yang sudah direbus tadi tidak langsung digulingkan dalam parutan kelapa begitu direbus, tetapi ditumpuk di atas piring. Ketika ada yang membeli, beberapa potong ditaruh di atas daun baru ditaburi kelapa. Jadi, klepon dimakan dengan cara dicocolkan.

Selain kue-kue basah, ada juga kue kering. Misalnya, klanting, kue kering terbuat dari kanji yang digoreng. Anda juga bisa membeli kulpang. Yang ini terbuat dari tepung beras yang dibentuk seperti lontong. Disajikan setelah diiris setebal 1/2 cm.

Di antara penjual-penjual kue tadi, terselip juga pedagang gorengan. Jenis gorengannya tak beda dengan gorengan di kota-kota lain seperti pisang goreng, pisang molen, atau tahu goreng. Tetapi ukurannya ekstra besar. Hingga menyantap satu atau dua potong, perut kita sudah kenyang.

Salah satu jajanan pasar yang enak adalah lemet jagung. Isinya berupa adonan sagu dan pipilan jagung. Rasanya manis-manis gurih. Uniknya, kue tadi dibungkus dengan daun jagung yang disemat dengan lidi.

NASI BEBEK

Kalau warung pinggir jalan di Jakarta banyak menjual ayam goreng, lain di Surabaya. Kebanyakan warung-warung menjual nasi bebek. Isinya berupa bebek goreng dan lalapan. Jangan mundur dulu dengan daging bebek yang menurut orang rasanya alot dan baunya amis. Nasi bebek di Surabaya jauh dari itu. Ternyata rahasianya, sebelum digoreng, bebek dibacem bersama bumbu-bumbu. Rasanya gurih dan asin. Dagingnya pun benar-benar lembut seperti daging ayam.

Tentunya tidak semua warung nasi bebek menjanjikan rasa yang betul-betul enak. Di Surabaya ada dua warung nasi bebek yang disukai banyak orang. Yang pertama, di Pasar Pecindilan. Pemiliknya adalah Ibu Wagini. Buka dari pukul 5 sore, dan tutup pukul 7 malam. Bukan karena tidak laku, melainkan habis diborong pembeli.

Saat penyajian bebek goreng dibagi empat potong, terdiri dari bagian dada, paha, brutu (ekor), dan sayap. Cakar, jeroan dan kepala dijual tersendiri. Dalam semalam Wagini bisa menjual 110 ekor bebek.

Penggemar nasi bebek di Surabaya memang tidak tanggung-tanggung. Nasi bebek yang di Karang Empat, sehari menyediakan 350 ekor bebek. Itu pun kita harus datang sebelum pukul 7 malam. Setelah itu, potongan bebek terbaik sudah habis dibeli orang. Tidak sampai pukul 9 malam , warung yang terletak di pinggir jalan tersebut sudah tutup. Keduanya disajikan dengan nasi panas dan sambal terasi plus lalapan.

OLEH-OLEH KHAS SURABAYA

Untuk buah tangan yang ada di rumah, sebaiknya kita coba ke Pasar Kenjeran Lama. Lokasinya di dekat taman hiburan Pantai Kenjeran. Di sana dijual berbagai kerupuk dari olahan hasil laut. Selain berbagai kerupuk, keripik kentang saus udang, ada juga berbagai makanan kering seperti, usus kerang laut, kerupuk kulit ikan, hingga terasi.

Di Pasar Genteng kita pun bisa memperoleh krupuk-krupuk tadi. Tapi harganya jauh lebih mahal dibandingkan dengan yang dijual di Pasar Kenjeran Lama.sdp@Rika Eridani, Foto-foto: Rika

 


0 comments: