Sedap Sekejap Edisi 1/II-Januari 2001

, , No Comments
Jajanan Khas Magelang dan Klaten
Dari Ayam Panggang Sampai Getuk Trio


   

Siapa sangka kedua kota kecil ini memiliki perbendahraan makanan yang asyik punya. Klaten, misalnya, ayam panggangnya begitu populer. Begitu juga Magelang. Getuknya sungguh bikin kota ini naik daun. Sampai-sampai Magelang dijuluki Kota getuk.

 

KUPAT TAHU

Jajanan ini pas dinikmati di siang hari yang panas. Racikan antara gerusan bawang putih, cabai rawit, kuah kecap dicampur dengan potongan tahu, taoge, kol, serta taburan

seledri dan bawang goreng, selintas memang biasa saja. Tetapi setelah suapan pertama rasanya memang lain. Luar biasa segar. Tak heran jika di warung Tahu Pojok di Jl. Tentara Pelajar selalu ludes habis terjual. Dalam sehari paling tidak bisa menjual 100 piring. Jangan bingung kalau penjual Kupat Tahu di Jl. Tentara Pelajar lebih dari satu. Nah, penjual Kupat Tahu Magelang yang paling kondang adalah milik Bapak Setu.

SOTO Jl. IKLAS

Soto yang terletak di kompleks pertokoan Jl. Iklas Magelang ini sebenarnya serupa dengan soto kudus. Tampilannya berupa soto bening dengan taoge dan suwiran ayam goreng. Yang membuat begitu istimewa, soto ini disajikan bersama aneka gorengan bacem jeroan sapi. Kalau hanya berupa jerohan sapi tampaknya biasa. Yang membuat tampil beda selain soto dan gorengannya nikmat, baceman jeroan tadi sangat empuk. Saat kita menggigitnya, tak perlu berjuang karena alot.

RONDE DAN SATE PISANG

Di Magelang kala senja mulai tiba, minuman hangat yang nikmat menyertai sambil bersantai adalah wedang ronde. Minuman hangat beraroma jahe ini tak beda jauh dengan jenis wedang ronde, sekoteng, atau wedang ndongo yang sudah kita kenal.

Sambil menikmati wedang ronde hangat, kita bisa menyantap cemilan berupa sate pisang. Sajian ini berupa pisang tanduk yang direbus lalu dipotong-potong bulat setebal 1,5 cm. Pisang ini kemudian ditusukkan ke dalam tusuk sate. Pisang yang sudah disusun ala sate ini disiram dengan saus santan. Kedai wedang ronde dan sate pisang sangat terkenal di kota Magelang. Biasanya para penggemar mengarahkan langkahnya ke warung wedang ronde di Jl. Medang.

BUBUR GUDEG

Sajian ini biasanya dinikmati sebagai sarapan. Maka kedai bubur gudeg paling lama hanya buka sampai pukul 10 pagi. Biasanya para penjual bubur gudeg siap melayani pembeli sejak pukul 6 pagi. "Bubur paling enak untuk sarapan. Tidak terlalu kenyang, tapi cukup sebagai ganjelan sampai makan siang," ujar salah seorang pelanggan bubur gudeg.

Kalau kita berkunjung ke Magelang, sempatkan mampir makan pagi di bubur gudeg Jl. Pajajaran depan sebuah sekolah dasar. Walaupun tempat berjualannya non-permanen, kita disediakan bangku kayu untuk menikmati bubur gudeg di tempat. Penjualnya, Ibu Musni.

Rangkaian bubur gudeg terdiri dari bubur yang dibubuhi sayur nangka dan guyuran kuah sambel goreng krecek. Untuk lauknya kita bisa pilih telur, ayam, atau tahu.

Selain menyediakan bubur gudeg, biasanya juga disediakan bubur pedas, yaitu bubur dan sambel goreng krcek. Atau bubur ketan kinca, campuran bubur nasi, ketan, dan kinca dengan taburan kelapa parut.

ANEKA OLEH-OLEH

Untuk oleh-oleh kita bisa mencari wajik khas Magelang, Wajik Ny. Week. Wajik yang terbuat dari beras ketan dan gula jawa ini juga salah satu makanan khas dari Magelang. Beras ketan yang dimasak bersama-sama dengan gula kelapa hingga lengket ini sangat disukai untuk oleh-oleh karena cukup awet. Paling tidak selama 1 minggu masih enak dinikmati.

Mendapatkan Wajik Ny. Week tidaklah sulit karena banyak sekali toko makanan yang menjual penganan khas tersebut. Kalau kurang suka dengan rasa manis wajik, kita bisa pilih jenis makanan lain yang tidak terlalu manis. Misalnya, krasikan. Makanan ini terbuat dari beras yang ditumbuk halus lalu disangrai dan dicampur dengan tepung ketan dan gula. Rasanya manis gurih dan agak kasar karena ada beras tumbuk.

Krasikan yang sedap bisa kita beli di toko dodol dan krasikan Ny. Pang, Muntilan. "Penggemarnya kebanyakan orang dari Jakarta dan Jawa Barat yang berlibur atau mengunjungi kerabat," terang Ny. Kartiningsih, penerus pembuat dodol dan krasikan Ny. Lauw Kie Pang.

"Kalau musim liburan, sehari kita menghabiskan 60 kilo tepung ketan," lanjutnya. Walau masih mempergunakan tangan untuk mengemas dodol dan krasikan, produk Ny. Pang ini bisa bertahan selama 2 minggu. sdp@Rika Eridani, foto-foto: Rika


0 comments: