Sedap Sekejap Edisi 6/I-Mei 2000

, , No Comments
Para Chef Dunia Unjuk Kebolehan

PENAMPILAN OKE, TAPI TAK BISA DIMAKAN

 
Sejak tahun 1978, Food&HotelAsia juga menggelar SalonCulinaire di dalamnya. Kegiatan ini merupakan wadah berkompetisi paling bergengsi di kalangan chef profesional seluruh dunia. Yang diperlombakan adalah Hot Cooking Classes, untuk Main Course, Asian Cuisine dan New Asia Cuisine. Ada salah satu kelas perlombaan, yaitu The Apprentice Competition yang sangat ditunggu-tunggu oleh para chef muda. Acara ini merupakan tolok ukur kemampuan para chef muda. Dengan bisa mengikuti kompetisi ini, mereka mempunyai pengalaman yang bisa dibanggakan.

Jangan harap bisa menemukan hidangan sederhana di sini. Steak pun tampil beda. Salah satu peserta misalnya, memotong daging steaknya dalam bentuk bulat lalu disusun tinggi ke atas. Di sekitar daging disiramkan saus lalu dihiasi dengan sayuran. Di sebelahnya tampak salad yang ditata indah dengan rangkaian daun selada. Dressingnya sendiri di siram di seklilingnya dengan alur-alur yang membentuk pola yang indah.

Selain masakan, juga dilombakan membuat cake, pastry, dan kue pengantin. Penataan dan hasil kue mereka sungguh membuat kita kagum. Dengan adonan pastry yang diberi warna, para chef pastry membuat rangkaian dan ukiran yang berbentuk sebuah taman istana kerajaan Cina dengan putri-putri cantik yang berpakaian warna-warni. Percaya tidak, semua itu dibuat dari kulit pastry!

Bukan itu saja, ada juga yang membentuk adonan pastrynya menjadi bentuk burung dan mengukirnya hingga terlihat seperti bulu-bulu si burung tersebut. Ada pula yang membuat taman bermain plus permainan ferris whell. Yang membuat kita makin kagum karena dalam ferris whell tersebut diletakkan miniatur manusia yang dibuat dari adonan pastry dan betul-betul mirip boneka manusia.

Di sini juga bisa Anda lihat kreasi peserta lomba Ice Carvings, Fruit & Vegetables Carvings. Naga menjadi inspirasi salah seroang peserta. Meski dari es, kita bisa melihat tubuh naga yang meliuk indah dengan sisiknya yang tajam dan mirip. Kalau ukiran es tampak sangat variatif dan inovatif, tidak demikian di ukiran buah. Para peserta masih menampilkan ukiran standar dari semangka atau labu kuning. Namun tampak jelas dikerjakan dengan serius dan rapi.

Meski penataan para peserta begitu indah, toh, tak lepas dari kritik Franz W. Faeh, juri SalonCulinaire2000 "Kreasi peserta SalonCulinaire2000 di Singapore ini memang jauh lebih baik dengan yang diadakan tahun lalu. Kreasinya kreatif, tapi sayangnya mereka lupa kalau makanan yang mereka hias itu nantinya harus dimakan," jelas Executive Chef Badrutt's Palace St. Moritz, Swiss ini.

Makanan, lanjutnya, bukan cuma harus kelihatan indah, tetapi juga bisa menimbulkan selera orang yang melihatnya. "Percuma kalau indah dan bikin kagum, tetapi sulit memakannya. Bukankah makanan ada untuk dimakan?" cetusnya.

Maka menurutnya, ia tidak akan memberi nilai tinggi terhadap makanan yang dihias terlalu berlebihan. "Bagus sih bagus, tapi siapa yang mau makan?" tegasnya.

Dalam SalonCulinaire2000 ini, secara tim yang unjuk kebolehan adalah dari Yokohama Bay Sheraton, Raffles Culinary, Singapore Chefs' Association, dan The Westin Chosun. Sedangkan yang bertanding secara individu sebanyak 466 orang dari 16 negara peserta. Sedangkan yang dipertandingkan meliputi 3-Tier Wedding Cake, Confectionery Buffet Composition, Pastry Showpiece, Desserts, Pralines, Appetizers, Set Dinner Menu, Plate Dishes, Buffet Meal Composition, Fruit & Vegetable Carving, Ice Carving (team & individual), Apprentice Competition, Main Course, Asian Cuisine, New Asia Cuisine, dan Norwegian Salmon.

Keindahan kreasi mereka bisa Anda lihat dalam gambar berikut. Memang betul kata juri tadi. Indah, tapi tegakah kita memakannya kalau pastry sudah berwarna merah darah dan berbentuk boneka? Itulah sulitnya menerapkan seni kuliner. Makanan harus indah, tetapi menggugah selera, dan mudah pula memakannya. Coba bayangkan kalau Anda disuguhi makanan tinggi menggunung karena hiasannya, wah, bagaimana memotongnya? sdp@Rika Eridani, Foto-foto: Rika


0 comments: