Sedap Sekejap Edisi 11/I-Oktober 2000

, , No Comments
Laporan dari Cooking Show Bandung

Belajar Roti & Pastry
Sembari Rebutan Bahan Kue

Tiada hal yang lebih menggembirakan bagi seluruh awak Sedap Sekejap
selain berjumpa dan berkenalan dengan pembaca tercinta. Setelah
beberapa waktu lalu sempat berkenalan dengan pembaca yang berdomisili
Jakarta, kini kami datang ke Bandung. Sama dengan di Jakarta, kali ini
pun kami menggelar cooking show.

Juga seperti di Jakarta, di kota Kembang ini kami pun dibanjiri
pengunjung. Sampai-sampai awak kami sendiri terpaksa berdiri sepanjang
acara karena tidak kebagian duduk. Dengan mohon maaf, beberapa pembaca
pun terpaksa tidak beroleh tiket karena tempat yang tersedia tidak
lagi memungkinkan.

Cooking show yang digelar di Hotel Preanger Bandung, 9 September 2000
lalu itu bertema Aneka Roti dan Pastry. agaknya tema yang digelar
bagaikan gayung bersambut saja. Itu makanya, meski acara dimulai pukul
09.00, sejak pukul 7.30 satu dua pengunjung sudah menampakkan
wajahnya. "Takut kalau dapat tempat yang jauh. Nanti tidak bisa lihat
detilnya," ujar serombongan ibu-ibu asal Bandung.

Yang lebih menggembirakan lagi, peserta yang hadir bukan melulu datang
dari Bandung dan sekitarnya, tetapi juga dari wilayah jabotabek.
"Mumpung cuma Bandung, kan masih dekat. Apalagi resep yang akan
didemokan berbeda dengan resep di Jakarta dulu," ujar seorang Ibu yang
mengaku berangkat subuh dari Bekasi.

Di pagi yang cerah itu rombongan Sedap Sekejap membawakan 4 macam roti
dan 2 macam pastry, yaitu roti sobek ala Pizza, roti kukus isi ayam
ala Sechuan, Ensaymada (roti ala Philipina), roti goreng isi oncom,
danish isi apel, dan pia isi gula merah.

Selain langkah-langkah pembuatan roti dan pastry, dalam acara ini
banyak pula ditampilkan teknik pembuatan berikut tipnya agar tidak
gagal. "Kunci membuat roti," kata Semijati Purwadaria pembawa demo
saat itu, "terletak pada cara menguleni roti. Adonan harus betul-betul
elastis," tandasnya sambil menanyakan kepada para pengunjung
bagaimanakah adonan yang elastis itu. Para pengunjung pun dengan
serta-merta menjawab. "Itu, lo, harus bisa seperti kulit martabak
telur. Kalau ditarik tidak robek," kata seorang pengunjung.

Tetapi tentu suksesnya pembuatan roti tak cuma saat menguleni.
"Sebelum dibentuk, jangan sayang mengempiskan adonan yang sudah
mengembang agar pori-pori roti tidak besar-besar," tambah Semy yang
saat itu berdemo bersama Urip Santoso, Erwin Kuditawati, dan Sandi
itu.

Selain tip mengenai pembuatan roti dan pastry, Ibu Semy juga
memberikan sejumlah 'pelajaran' tentang obat-obatan pengempuk dan
pengembang roti. "Hati-hati! Pemilihan obat untuk roti tidak bisa
sembarangan. Karena ada, lo, bahan pengembang roti yang mempergunakan
bahan bromide,"jelas Pemimpin Redaksi Sedap Sekejap ini.

Sambil melihat langkah pembuatan kue, para peserta tak dilarang untuk
langsung mengajukan pertanyaan jika sekiranya ada yang belum jelas.
Walaupun banyak yang mengulang pertanyaan atau tema yang sudah
dijelaskan, dengan sabar para awak Sedap Sekejap melayani semua
pertanyaan. "Sudah jadi kewajiban kita untuk berbagi ilmu," kata Urip.

Ketika diminta mengulang membuat kulit pia, Urip pun tak segan
memperagakan kembali cara melipat kulit pia yang menurut sebagian
orang memiliki tingkat kesulitan cukup tinggi. "Sebaiknya adonan
dilipat dan digiling satu per satu bukan sekaligus supaya
penggilingannya mudah. "Kalau tidak ahli , penggilingan sekaligus
kadang membuat kulit tampak seperti sawah retak." Pengovenan pun kerap
bikin bencana saat pembuatan roti. "Pengovenan roti sebaiknya tidak
lebih dari 15 menit supaya roti tidak keras," ujarnya.

Pertanyaan demi pertanyaan terus mengalir membuat suasana demo kian
heboh dan hidup. "Kenapa, sih, donat bikinan saya kalau dimakan
seperti makan minyak?" tanya peserta. Wah, ternyata banyak penyebabnya
hingga donat menyerap banyak minyak. "Salah satunya, kebanyakan gula,"
kata Semy.

Gula yang terlalu banyak membuat donat cepat hangus. Nah, supaya tidak
hangus, otomatis api yang digunakan harus kecil hingga penggorengan
kian lama. Padahal makin lama donat digoreng, minyaknya makin
terserap. Fermentasi yang terlalu lama juga membuat donat terlalu
mengembang dan memperlama penggorengan.

Karena itu amat disarankan saat menggoreng donat menggunakan minyak
padat. Minyak ini akan segera membeku begitu donat tidak terlalu
panas. Hingga donat yang kita makan tidak seperti menelan sesendok
minyak. Minyak beku ini juga baik digunakan untuk menggoreng makanan
yang proses menggorengnya makan waktu.

Ada lagi sebuah pertanyaan yang tampak sepele, tetapi sering dialami
para pembuat roti dan selalu bikin kesal. "Danish yang saya buat
sering kali kulitnya terbuka kembali waktu dioven hingga isinya keluar
berhamburan," keluh seorang bapak yang juga hadir bersama para peserta
yang sebagian besar para wanita.

Dengan senang hati awak Sedap Sekejap memperagakan cara yang jitu
untuk menghindari terjadinya tragedi ini. Caranya ada dua, kata
mereka. Yang pertama tradisional, yakni menjepitnya dengan tusuk gigi.
Cara lain menutup pertemuan kulit dengan isi adonan hingga kulit
menjadi lengket dan tidak menganga. Tentu cara ini cuma bisa
diterapkan pada model lipatan tertentu.

REBUTAN PASTRY MARGARIN

Hebohnya peserta demo tak cuma terjadi di dalam ruangan. Ketika
istirahat, para peserta demo sibuk mengunjungi stan-stan Milkmaid yang
membagi-bagi susu, stan Elektrolux yang menawarkan kompor dengan api
cyclonenya, stan toko buku Gramedia yang menggelar aneka buku masar,
serta stan Sedap Sekejap sendiri.

Di stan majalah kita itu, para peserta rebutan membeli celemek cantik
Sedap Sekejap, pastry margarin, dan minyak beku untuk menggoreng
donat. Sebagian terpaksa keluar dari kerumunan dengan kesal karena
tidak kebagian pastry margarin. Namun, toh, cukup gembira karena bisa
menenteng celemek cantik bergambar sayur, buah, atau koki yang lucu.

Stan Milkmaid yang menawarkan susu secara cuma-cuma pun tak luput dari
serbuan. Ya, kapan lagi dapat susu yang lezat bergizi, sekaligus
gratis. Sementara di stan Electrolux, para pengunjung bisa menemui Roy
Marten dan istrinya, Anna Maria. Pasangan ini sempat mendemokan
masakan favorit mereka berdua dengan mempergunakan kompor Electrolux.

Stan toko buku menjadi tempat mencari majalah Sedap Sekejap
nomor-nomor lalu. Ya, namanya juga nomor lama, pasti jumlahnya
terbatas. Hingga sebagian peserta yang dulu tidak keburu membeli Sedap
Sekejap sejak nomor perdana, harus gigit jari sembari menggerutu.

BANJIR HADIAH

Acara kian meriah ketika pembawa acara, Defry dan Donner membagi-bagi
hadiah yang disediakan oleh Sedap Sekejap, MIlkmaid, dan Electrolux.
Tentu hadiah tidak dibagikan begitu saja. Mereka harus pandai-pandai
meniru dan mengikuti permainan yang diminta oleh pembawa acara. Salah
seorang peserta malah beruntung mendapat hadiah besar yakni sebuah
kompor dua mata dari elctrolux.

"Ya, sering-sering saja menggelar cooking show di Bandung. Jangan di
Jakarta melulu. Acara kayak gini, kan, bikin wawasan jadi luas," kata
serorang peserta.

Meski domo sudah usai, para pendemo masih diserbu pengunjung. Kecuali
menggali kepiawaian memasak dan membuat kue, mereka juga menyodorkan
tema-tema cooking show yang sebaiknya segera di gelar di Bandung.
Sudah tentu seperti Anda semua, harapan kami para awak Sedap Sekejap
sama saja. Cepat bertemu kembali dengan Anda semua. Tetapi sementara
itu sampai jumpa di cooking show berikutnya di Kota Hujan, Bogor yang
bakal digelar 9 Oktober mendatang!

sdp@Rika Eridani, foto-foto: Rynol Sarmond

0 comments: