, , No Comments
Angin sore menguarkan kantuk
Memberati bola mataku yang berusaha terus terjaga
Laptop terbuka di pangkuanku seakan tak mampu sirnakan kuap sore itu
Tawa ceria gadis-gadis kecil di sekitarku makin membuatku makin merana
Aroma wangi mandi sore anak-anak beranjak remaja, makin menyulitkan otakku menerima oksigen murni
Wahai sang kantuk, ku mohon enyah dari hadapku
Presentasi sore masih menantiku
Alihkan goda sang kantuk dengan mengingat kekasih hati makin membuatku lena
Memori kelonan hangat pastikan aku benar-benar hanyut
Hanyut akan rayuan sang kantuk yang tak mau ditawar
Segelas frappucinno double caramel less ice benar tak mampu aku tawarkan pada sang lena
Hirupan dalam-dalam aroma kopi makin membuatku tenang
Setenang nafas bayi tidur dalam buaian
Canda sobat jejaring dunia maya tak sanggup menahan laju kantukku
Teriakan musisi kenamaan dalam telingaku makin menarik diriku ke alam mimpi
Kepalaku makin berat dan berat
Berat, hingga tak mampu lagi leherku menjaganya
Haruskah sore ini aku kalah dalam pertempuran ini?


Rumah Sinta, Sunter Jaya, 8 Oktober 2005

Lagi nunggu buat ketemu calon investor

0 comments: