, , No Comments
Bletak!
Potongan kayu diayunkan ke arah kepalanya
Darah mengucur dari pelipis…
Menggeliat antara hidup dan mati
Bergulat menghadapi sang el maut yang sudah menunggu di sampingnya
Rintihnya… “duh, Gusti, kenapa hidupku selesai begini saja?”
Ayunan parang, tegas menghabisi nyawa yang sekarat
Tiadakah rasa hiba?
Ah, satu lagi nyawa melayang
Dengan tenangnya potongan demi potongan tubuh yang sudah bersimbah darah dimasukkan dalam kantong plastik hitam
Sisa-sisa jiwa masih tersisa dan bergeliat
Memberati kantong plastik hitam
Menggeliat…
Menggeliat…
dan
berhenti untuk mati…
Ah, nasibmu si ikan mas, berhenti dalam kuali berbumbu gulai

(pulang belanja ikan untuk lauk…)

0 comments: