, , No Comments


OMPRENGAN

hari ini gue ikut suami yang sehari-hari mempergunakan omprengan untuk bisa sampai ke tempat kerjanya. ini adalah kali pertama gue menjajal kendaraan omprengan ini. asyik banget! sampai Jakarta tanpa nyetir sendiri!

FYI aja, kendaraan omprengan dari Bekasi - yang mangkal di dekat perumahan Galaksi - menuju Jakarta ini, melayani beberapa jurusan. salah satunya yang kami tumpangi, Blok M, lalu ada yang arah Jl. Thamrin, Grogol dan Kuningan. kebetulan pagi ini kami ikut di mobil Pak Azril(?), yang sehari-hari bekerja di Kejaksaan Agung, di Jl. Sisingamangaraja.

tarif sekali naik angkutan alternatif ini adalah Rp. 3.500. mahal? enggak juga. soalnya kita tak harus berdiri sampai di tempat tujuan, bisa duduk tenang di mobil pribadi. soal nyaman atau enggak itu relatif. kalau untung, kita bisa naik kendaraan pribadi yang ber-AC dan fully music. agak apes kalau dapat mobil yang berangin cuma-cuma. tapi lebih sial lagi kalau si pengangkut memaksakan kita para penumpang berdesak-desakan dalam sebuah kijang long tahun 90-an, depan 2 orang (3 orang termasuk sopir), tengah 4, belakang 6. itu rajanya sial, ditambah lagi enggak ada AC plus jalanan macet, sedangkan bos udah menelepon berkali-kali mengingatkan meeting dengan klien tinggal 15 menit lagi.

yang sedap ya pagi ini. kebetulan kami bisa menumpang di kijang Pak Azril yang dipenuhi penumpang in a normal way. depan 1 (2 dengan sopir), tengah 3, belakang 4. hehehe.... biarpun enggak pakai AC, tapi semilir angin melewati jendela dengan ramah menjamah kami. masih ditambah pula jalanan absolutely enggak macet! (tumben banget, deh. biasanya kalau Senin pagi bisa-bisa sampai di pintu tol Halim Cawang memakan waktu satu sampai satu setengah jam dari pintu masuk tol Jatibening) kalau lagi ketiban hoki seperti hari ini sih bisa 15 menit doang! "ini rejeki kamu, karena pertama ngompreng," goda suami gue.

karakteristik penumpang omprengan adalah pekerja kantoran, mahasiswa atau ibu-ibu (macem gue) yang mau ngeluyur ke Jakarta. kegiatan terbesar yang dilakukan para penumpang dalam perjalanan sebanyak 90% adalah TIDUR! sisanya ngobrol atau melamun.

lucunya para sopir yang menjajakan alternatif transport para suburban ini ada yang sekadar nambahin penumpang di mobilnya untuk menuju 3 in 1, ada juga yang sekalian jalan menuju kantor macam pak Azril ini, dan sebagian besar adalah profesi! untuk menjalankan bisnis ini mereka tidak sendirian. untuk pengaturan 'lalu lintas' dipercayakan kepada beberapa orang yang dijadikan timer. biasanya timer ini memungut bayaran Rp. 3000 sekali angkut. gue dan suami pernah memanfaatkan bisnis ini untuk memasuki kawasan 3 in 1. berhubung mobil kami sangat mungil, kami hanya tega mengangkut 3 orang saja dalam mobil kami. lama-lama kok enggak tega, belakangan kami hanya mengambil penumpang secukupnya, 1 orang saja! dan tidak kami pungut biaya sama sekali. sang timer mah, tetap kami bayar, dia mana ngurus penumpang mau bayar berapa. soalnya niat kami hanya mencari teman untuk menembus kawasan 3 in 1.masih mending daripada bayar 4000(!) untuk joki. that's right. ada beberapa joki yang gak mau kalo 'cuma' dikasih 3000.

pengalaman naik omprengan pagi ini, rasanya membuka mata gue bahwa omprengan bisa jadi alternatif untuk membantu mengatasi kemacetan. kalau gue bawa mobil sendiri setidaknya kan menambahi kesesakan jalanan berebut dari bottleneck pintu masuk tol Jatibening menuju jalan bebas hambatan namun macet.

yang jelas hari ini gue seneng banget naik omprengan dan gue belum kapok untuk naik lagi dan naik lagi.

0 comments: